Nama : Titin Anjar Rahmawati
NPM : 14186206010
Prodi-Kelas : PGSD-3 A
Mata
Kuliah : Pendidikan Seni Rupa
1.
Cetak
Penampang, Daun - Daunan, Umbi – Umbian
Dalam pembuatan Cetak penampang, kita harus
menyiapkan :
Bahan
dan alat yang diperlukan:
1.
Kertas
2.
Pewarna
3.
Pelepah daun
4.
Buah
5.
Daun-daunan
6.
Umbi-umbian
7.
Pisau
8.
Cutter
9.
Silet
10.
Alas pewarna
11.
Spon/busa
12.
Kapas
13.
Koran bekas
Proses pembuatannya:
1.
Pilihlah penampang apa yang akan
dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang
sering dijadikan acuan cetak adalah: pelepah daun pisang, pelepah daun talas,
pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.
2.
Potonglah penampang bahan acuan cetak
itu dengan pisau, cutter atau silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar
permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan sangat menentukan hasil
cetakannya.
3.
Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan
bergantung dari keadaan bahan acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih
mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan
menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan
cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah
dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang
bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik, piring.
Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan pada serbuk warna
yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai.
Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas.
4.
Mencetakkan acuan cetak. Untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah petunjuk ini :
a.
Penampang acuan cetak yang masih basah
tekankan pada pewarna yang ada pada alas warna tadi.
b.
Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan)
acuan cetak tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas koran.
c.
Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan
cetak akan tertera pada kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan
kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan
pada kertas yang sama atau yang lain.
d.
Acuan cetak yang sudah kering (tidak
mengeluarkan cairan), pengisian warnanya harus dengan cara menempelkan acuan
cetak tersebut pada spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna.
Pencetakannya sama seperti pada pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian
pula pengulangan pencetakkannya.
e.
Perlu diperhatikan agar pewarna yang
menempel pada acuan cetak tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini
terjadi, hasil cetakannya tidak akan memuaskan.
Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan
sebagai berikut:
-
Pilihlah bentuk daun yang menarik serta
ukurannya tidak terlalu lebar.
-
Siapkan pewarna pada alas warna seperti
pada cetak penampang. Usahakan agar keadaan pewarna pada alas merata
keadaannya, serta tidak terlalu encer.
-
Tempelkan permukaan daun tadi serata
mungkin pada alas pewarna.
-
Selanjutnya permukaan daun yang sudah
berwarna tadi tempelkan pada kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu.
Gosoklah permukaan daun itu dengan hati-hati. Agar aman dan leluasa menggosok,
simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut.
Bila
mencetakkannya sempurna, bentuk daun serta warna yang dipilih akan tergambarkan
pada kertas.Pada cetak umbi-umbian, kita harus membuat acuan cetak terlebih
dahulu. Umbi-umbian yang biasa digunakan untuk acuan cetak diantaranya adalah:
ubi jalar, kentang, talas, wortel, ketela pohon.
Proses kerjanya sebagai berikut:
-
Potonglah umbi yang sudah dipilih untuk
acuan cetak serata mungkin.
-
Buatlah gambar/bentuk pada permukaan
potongan yang rata tadi.
-
Selanjutnya hilangkan atau rendahkan
bagian permukaan yang nantinya tidak akan memindahkan gambar/bentuk dengan
jalan mengerat atau menorehnya.
-
Siapkan pewarna sebelum melakukan
pencetakkan. Namun sebaiknya lihat kembali proses pencetakan penampang yang
basah dan yang kering. Pada cetak umbi-umbian-pun berlaku hal seperti itu,
karena ternyata ada umbi- umbian yang masih mengandung cairan dan sebaliknya.
Oleh sebab itu untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang masih basah, gunakan
serbuk warna. Sedangkan untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang sudah kering,
pewarna harus dicampur dahulu dengan air. Sekali lagi tata cara pencetakkannya
lihat proses cetak penampang.
Perlu
diperhatikan agar pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan, dan
umbi-umbian), digunakan alas yang agak empuk. Alas yang keras kurang baik
hasilnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar